Selasa, 23 Oktober 2012

Review Jurnal

Judul Jurnal : KOMPETENSI BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP NEGERI 2 MALANG




Abstract 
Kompetensi berpikir kritis dan kreatif di kalangan mahasiswa sangat penting dalam era persaingan global karena tingkat kompleksitas masalah dalam aspek yang lebih tinggi kehidupan modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana kompetensi kritis dan berpikir kreatif dalam matematika, 2)Untuk menilai siswa dalam memecahakan masalah matematika memproses berdasarkan pemikiran kritis dan kompetensi kreatif. Penelitian ini adalah dilakukan di SMP Negeri 2 Malang, pada bulan Maret-April 2010 dengan menggunakan metode kuesioner, pengujian dan metode wawancara. 
 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) kompetensi siswa untuk berpikir kritis dalam pembelajaran matematika dari 3 indikator rilis pendapat, kemampuan untuk menentang, keinginan kebenaran itu berarti 56% dikategorikan cukup baik. 2) kompetensi pemikiran kreatif siswa dalam belajar matematika dari 5 indikator kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaboratioan, evaluasi ini yang berarti 54% dan 3) kompetensi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah dengan persentase 60% yang cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan dari hasil kuesioner, tes dan wawancara bahwa kompetensi untuk berpikir kritis dan kreatif dalam SMP Negeri 2 miskin cukup baik. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan untuk lebih specifik mana letak kesulitan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif sehingga siswa dapat bersaing di era global dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


PENDAHULUAN
Berfikir adalah daya jiwa yang dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan, merupakan proses yang “dialektis” yang berarti bahwa selama berpikir, pikiran dalam keadaan tanya jawab, untuk dapat meletakkan hubungan pengetahuan(Abu & Widodo,2004).Kompetensi berpikir kritis dan kreatif di kalangan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dalam era persaingan global, karena tingkat kompleksitas permasalahan dalam segala aspek kehidupan modern ini semakin tinggi. Kemampuan berpikir kritis, kreatif dan produktif tergolong kompetensi tingkat tinggi (high order competencies) dan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari kompetensi dasar (basic skills) dalam pembelajaran matematika (Sudiarta,2009).
Pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Pada pemecahan masalah matematika akan memberikan peserta didik kesempatan untuk melakukan investigasi masalah matematika yang mendalam, sehingga dapat mengkonstruksi segala kemungkinan pemecahannya secara kritis, dan kreatif. Berhubungan dengan hal tersebut, dalam artikel ini di bahas tentang kompetensi berpikir kritis dan kreatif dalam pemecahan masalah matematika di SMP Negeri 2 Malang.


Pembahasan jurnal :
Belajar adalah perubahan tingah laku melalui usaha baik dengan pengalaman sendiri atau interaksi dengan lingkungan, dimana dalam dunia pendidikan terjadinya proses interaksi antara peserta didik dan guru memiliki satu tujuan yakni hasil dari perubahan tingkah laku dari interaksi lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.  Dalam perspektif kognitif belajar adalah pemrosesan Informasi dimana ada dua asumsi pokok yang mendukung riset pemrosesan informasi yaitu: (a) Sistem memori adalah pengolah informasi yang aktif dan terorganisasi, dan (b) Pengetahuan sebelumnya berperan penting dalam belajar.

Dalam jurnal ini juga dibahas tentang kompetensi berpikir kritis dan bagaimana cara pemecahan masalah. Menurut Glazer (dalam Sudiarta, 2009) yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan disposisi untuk melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan srategi kognitif untuk menggeneralisasi,membuktikan atau mengevaluasi situasi matematis yang kurang dikenal dalam cara yang reflektif.Kemampuan berpikir kritis meliputi: 1) keinginan mengeluarkan pendapat; 2)kemampuan untuk menentang; 3) keinginan akan kebenaran (Rukmini, 2008). Beaton dalam Parnes (1992) juga berpendapat bahwa cara berpikir kritis meliputi pemikiran analitis dengan tujuan untuk mengevaluasi apa yang telah dibaca.

Sementara itu pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Metode pemecahan masalah adalah suatu cara pembelajaran dengan menghadapkan peserta didik kepada suatu masalah untuk dipecahkan atau diselesaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar